Sabtu, 14 Agustus 2010
Kamis, 12 Agustus 2010
Sejarah Berdiri Kota solo
Sejarah Kota Surakarta bermula ketika Sunan Pakubuwana II memerintahkan Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta komandan pasukan Belanda J.A.B. Van Hohendorff untuk mencari lokasi Ibukota Kerajaan Mataram Islam yang baru.
Mempertimbangan faktor fisik dan non fisik, akhirnya terpilih suatu desa di tepi Sungai Bengawan yang bernama desa Sala (1746 M atau 1671 Jawa). Sejak saat itu desa Sala berubah menjadi Surakarta Hadiningrat dan terus berkembang pesat.
Adanya Perjanjian Giyanti, 13 Februari 1755 menyebabkan Mataram Islam terpecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan terpecah lagi dalam perjanjian Salatiga 1767 menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran.
DARI fakta sejarah kota Surakarta perkembangan Surakarta pada jaman dahulu sangat dipengaruhi oleh keberadaan pusat pemerintahan Kasunanan dan Mangkunegaran, Benteng Vastenburg sebagai pusat pengawasan kolonial belanda terhadap Surakarta serta Pasar Gedhe Hardjonagoro (Thomas Kaarsten) sebagai pusat perekonomian kota.
Apabila dihubungkan akan membentuk kawasan budaya dengan Kraton Kasunanan sebagai intinya. Perkembangan kota selanjutnya berlangsung di sekitar kawasan budaya ini
Mempertimbangan faktor fisik dan non fisik, akhirnya terpilih suatu desa di tepi Sungai Bengawan yang bernama desa Sala (1746 M atau 1671 Jawa). Sejak saat itu desa Sala berubah menjadi Surakarta Hadiningrat dan terus berkembang pesat.
Adanya Perjanjian Giyanti, 13 Februari 1755 menyebabkan Mataram Islam terpecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan terpecah lagi dalam perjanjian Salatiga 1767 menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran.
DARI fakta sejarah kota Surakarta perkembangan Surakarta pada jaman dahulu sangat dipengaruhi oleh keberadaan pusat pemerintahan Kasunanan dan Mangkunegaran, Benteng Vastenburg sebagai pusat pengawasan kolonial belanda terhadap Surakarta serta Pasar Gedhe Hardjonagoro (Thomas Kaarsten) sebagai pusat perekonomian kota.
Apabila dihubungkan akan membentuk kawasan budaya dengan Kraton Kasunanan sebagai intinya. Perkembangan kota selanjutnya berlangsung di sekitar kawasan budaya ini
Rabu, 11 Agustus 2010
pasar gedhe solo
Pasar Gede
Pasar Gede terletak di Jalan Urip Sumoharjo, kelurahan Sudiroprajan Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Pasar Gede Sesungguhnya bernama Pasar Harjonegoro, yang dibangun oleh Sinuhun Pakoe Boewono X pada tahun 1930.
Pasar GedeMempunyai gaya Arsitektur Jawa - Kolonial yang sangat khas, dirancang oleh Ir. Thomas Karsten seorang berkebangsaan Belanda. Sejak dahulu Pasar Gede merupakan sebuah Pasar Transaksi Model Jawa, yang berdiri diatas tanah Aset Pemerintah Kota Surakarta Hak Pakai No. 39 dan Hak Pakai 25.
Ciri khas bangunan Pasar Gede dapat dilihat pada interior bangunan dengan struktur benteng lebar dan panjang. Penampilan bangunan merupakan persenyawaan antara bentuk kolonial (dinding tebal, kolong – kolong besar, skala bangunan konsep tradisional).
Pada tanggal 28 April 2000 Pasar Gede mengalami kebakaran yang disebabkan konseleting aliran listrik. Tahun 2001 Pemerintah Kota Surakarta membangun kembali Pasar Gede sesuai dengan bentuk bangunan aslinya.
Bangunan Pasar Gede terdiri dari 2 (dua) bangunan :
- Bagian Barat (1.364 m2). Menyediakan jenis dagangan buah – buahan dan ikan hias.
- Bagian Timur (5.607 m2) Menyediakan dagangan kebutuhan sehari – hari dan mempunyai spesifikasi menyediakan makanan khas Solo (aneka kue tradisional, dawet, intip, ampyang, serabi, pecel, gethuk dsb).
Selasa, 10 Agustus 2010
Langganan:
Postingan (Atom)